REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Transisi gizi menyebabkan terjadinya masalah gizi ganda. Di satu pihak, masih banyak anak yang kekurangan gizi. Namun di lain pihak prevalensi kegemukan semakin meningkat.

Masalah transisi gizi terjadi karena banyak hal yang tidak bisa terkontrol lagi. Misalnya seperti urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, perubahan pola kerja, transportasi, proses pengolahan makanan, dan masih banyak lagi.

"Ini semua mengubah pola makan kita, asupan gizi juga menjadi berubah," ujar Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinis Indonesia, Prof Razak Thaha dalam Seminar Pangan dan Gizi di Jakarta, Kamis, (19/1).

Kegemukan terjadi karena konsumsi makanan yang tidak terkontrol, dan banyak mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi garam, gula, kurang buah juga bisa menyebabkannya. "Apalagi ditambah kurangnya aktivitas fisik," ujarnya.

Pola kerja yang semakin pasif, mudahnya transportasi, dan berbagai fasilitas instan juga bisa menyebabkan kegemukan. "Karena mereka jadi hidup lebih enak dan manja," katanya. Padahal, kegemukan ini bisa menjadi pemicu utama meningkatnya penyakit-penyakit tidak menular yang ada di dalam tubuh, seperti kanker misalnya.

Sebaliknya, di satu tempat yang sama pun bisa juga terjadi anak yang mengalami kekurangan gizi. Kekurangan gizi ini banyak terjadi sejak anak tersebut masih menjadi janin di dalam kandungan.

Akibatnya, berat badan bayi saat ia lahir sangat rendah, prevalensi stunting tinggi, dan pada akhirnya membuat sang anak rentan terhadap penyakit juga. "Sama dengan kegemukan resikonya, bisa memicu penyakit degeneratif ataupun penyakit yang tidak menular lainnya," kata Razak.

Untuk mencegah jangan sampai terjadi permasalahn gizi ganda ini, menurutnya cara yang paling tepat adalah dengan pemenuhan gizi seimbang. "Terutama pada seribu hari pertama kehidupan anak," tegasnya.

Dengan pemenuhan gizi seimbang, meningkatkan pengetahuan, memperbaiki sikap dan perilaku menjadi bergaya hidup sehat, bisa efektif dalam mencegah kasus gizi ganda seperti ini. Gizi seimbang mencakup makan makanan yang beraneka ragam, pola hidup bersih, pola hidup aktif dan olahraga, serta memantau kesehatan secara teratur.

Pemenuhan gizi seimbang ini, perlu dilakukan sejalan dengan siklus hidup, mulai dari ibu hamil hingga nanti saat lanjut usia.


dikutip dari :

http://id.she.yahoo.com/awas-bahaya-gizi-ganda-162730028.html;_ylt=Anw8lMAqeKnAu1RALmowBU_neeR_;_ylu=X3oDMTQ0cWJlbWllBG1pdANSUiBQb3B1bGFyIFN0b3JpZXMEcGtnAzdmN2ZkZTM1LWFmY2EtMzBjZi04MTRiLWNlYzc4NjFkMzJlMwRwb3MDMwRzZWMDTWVkaWFGZWF0dXJlZExpc3QEdmVyAzYwZTFjZDYwLTQ1ZGYtMTFlMS05ZmZmLWUzZjVmNDQ0YjllNA--;_ylg=X3oDMTJ1cnFlamtiBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDYWM4ZThlNjEtMWE1OS0zMWI1LThlNzMtNmVkMzU1ZTNmNTUwBHBzdGNhdANzZWhhdARwdANzdG9yeXBhZ2UEdGVzdAM-;_ylv=3

Leave a Reply

monggo...

nb:kl tdk bisa kasih c0mment,tingga pilih "an0nim" pada halaman c0mment yang ada di p0j0k kanan bawah