Melewatkan makan, entah disengaja atau tidak, adalah salah satu alasan
terjadinya gangguan perut. Perut akan terasa melilit dan kembung, dan
kebanyakan orang lebih mengenalnya dengan nama radang maag atau
gastritis.
dr. Hardianto Setiawan Ong, Sp.PD selaku dokter
spesialis penyakit dalam divisi Gastrohepatologi RS Siloam, Jakarta
menjabarkan bahwa gastritis dapat terjadi akibat adanya peradangan
maupun perubahan fungsi pada lambung seseorang. Lebih lanjut, gastritis
muncul akibat terjadinya faktor infeksi dan non-infeksi pada lambung.
Faktor
infeksi gastritis umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan
protozoa. Kuman Helicobacter Pylori adalah penyebab yang paling sering
ditemui pada gastritis dengan infeksi. Sedangkan gastritis dengan faktor
non-infeksi justru hadir akibat adanya zat asing yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan peradangan lambung.
Siapa
pun bisa terinfeksi Helicobacter Pylori. Saat kondisi tubuh sedang
lemah, kuman ini akan tumbuh dan memberikan efek negatif pada tubuh.
Kuman Helicobacter Pylori dapat ditularkan kepada orang lain melalui
makanan atau kontak langsung dengan penderita. Penderita gastritis yang
disebabkan bakteri ini biasanya mengalami sakit dalam periode yang
berkepanjangan atau disebut gastritis kronis.
Menambahkan
penjelasannya, dr. Hardianto juga memaparkan fakta bahwa 70 persen
penderita gastritis ringan/dispepsia merupakan para penderita gastritis
fungsional, yang hanya mengalami gangguan fungsi pada lambung, meski
kondisi lambung dalam keadaan sehat. Sedangkan 30 persen sisanya adalah
para penderita gastritis organik yang menerima paparan kuman atau zat
asing pada lambungnya sehingga menimbulkan kelainan.
Kebanyakan
dari penderita gastritis fungsional melakukan pola hidup tidak sehat
seperti stres, mengalami cemas berlebih, serta memiliki pola makan yang
buruk. Para penderita gastritis ringan/dispepsia biasanya akan mengalami
gejala seperti nyeri perut, kembung, mual-muntah, mudah kenyang hingga
sendawa berlebihan.
Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat,
gastritis dapat berkembang menjadi kanker lambung yang dapat berujung
pada kematian. Guna mengetahui penyebab terjadinya gastritis, biasanya
penderita akan dianalisa berdasarkan gejala yang dialami serta dilakukan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk
mendeteksi kelainan tersebut adalah endoscopy/gastroscopy. Pemeriksaan
ini dapat melihat langsung kelainan lambung yang ada, termasuk adanya
infeksi Helicobacter pylori, perdarahan, luka maupun tumor atau
keganasan lambung.
Tindakan endoscopy dianggap lebih efektif
dibandingkan pemeriksaan USG yang juga dapat mendeteksi keadaan perut
bagian dalam penderita. Menurut dr. Hardianto, pemeriksaan USG tidak
dapat memvisualisasikan keadaan lambung secara nyata dibandingkan
endoscopy.
Meski begitu, endoscopy akan dilakukan hanya jika
lambung penderita tidak respon terhadap pengobatan umum yang telah
diberikan ataupun terjadi gastritis yang terus menerus kambuh dalam
jangka waktu lama. Adanya riwayat perdarahan lambung, dicurigai terjadi
keganasan pada lambung, serta evaluasi lambung pada usia lanjut juga
menjadi alasan mengapa endoscopy harus dilakukan.
Penggunaan
antasida, sucralfat, H2 reseptor antagonis dan PPI dapat digunakan untuk
mengatasi keluhan dan menyembuhkan gastritis. Namun jangan pernah
mengonsumsi obat yang dijual bebas jika Anda belum terdeteksi secara
medis menderita penyakit ini. Gastritis akibat kuman Helicobacter Pylori
dapat disembuhkan dengan kombinasi antibiotik, namun pemeriksaan
intensif dengan tenaga medis terlebih dahulu adalah pilihan terbaik.
Gastritis tentunya dapat disembuhkan, namun sebelum mengalaminya Anda dapat melakukan beberapa pencegahan berupa:
1. Berolahraga secara rutin
2. Menjauhi stres
3. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
4. Mengonsumsi air putih dan makanan berserat,
5. Menghindari makanan pedas/asam/coklat
6. Tidak merokok
7. Tidak mengonsumsi alkohol, kopi dan teh yang terlalu pekat
8. Mengatur pola makan 4-5 kali sehari, dalam porsi sedikit namun dengan kandungan kalori yang cukup dalam sehari
Sumber: www.meetdoctor.com
Oleh: Putri Ianne Barus
Review: dr. Hardianto Setiawan Ong, Sp.PD
Berpraktek di Siloam Hospital Kebon Jeruk
dikutip dari:
http://id.she.yahoo.com/delapan-cara-mencegah-gastritis-072850997.html